1 Apr 2011

jikalah

oleh Bintang Merindu Bulan pada 29 Desember 2010 jam 10:01

Jikalah derita menjadi masa lalu pada akhirnya, maka mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa, sedang ketegaran akan lebih indah dikenang nanti.

Jikalah kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya, maka kenapa tidak dinikmati saja, sedang ratap tangis tak akan mengubah apa-apa.

Jikalah luka dan kecewa akan menjadi masa lalu pada akhirnya, maka mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa, sedang ketabahan dan kesabaran adalah lebih utama.

Jikalah kebencian dan kemarahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya, maka mengapa mesti diumbar sepuas jiwa, sedang menahan diri lebih berpahala.

Jikalah kesalahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya, maka mengapa mesti tenggelam di dalamnya, sedang taubat itu lebih utama.

Jikalah harta akan menjadi masa lalu pada akhirnya, maka mengapa mesti ingin dikukuhi sendiri, sedang kedermawanan justru akan melipat gandakannya.

Jikalah kepandaian akan menjadi masa lalu pada akhirnya, maka mengapa mesti membusung dada dan membuat kerusakan di dunia, sedang dengannya manusia diminta memimpin dunia agar sejahtera.

Jikalah cinta akan menjadi masa lalu pada akhirnya, maka mengapa mesti ingin memiliki dan selalu bersama, sedang memberi akan lebih banyak menuai.

Jikalah bahagia akan menjadi masa lalu pada akhirnya, maka mengapa mesti dirasakan sendiri, sedang berbagi akan membuatnya lebih bermakna.

Jikalah hidup akan menjadi masa lalu pada akhirnya, maka mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka, sedang begitu banyak kebaikan bisa dicipta.

Suatu hari nanti, saat semua telah menjadi masa lalu, Aku ingin ada diantara mereka yang beralaskan di atas permadani, sambil bercengkeraman dengan tetangganya. Saling bercerita tentang apa yang telah dilakukannya di masa lalu, hingga mereka mendapat anugerah itu.

[(Duhai kawan, dulu aku miskin dan menderita, namun Aku tetap berusaha senantiasa bersyukur dan bersabar. Dan ternyata derita itu hanya sekejap saja dan hanya seujung kuku, dibanding segala nikmat yang kuterima disini)-

(Wahai kawan, dulu aku membuat dosa sepenuh bumi, namun aku bertobat dan tak mengulangi lagi hingga maut menghampiri. Dan ternyata, ampunan_Nya seluas alam raya, hingga sekarang Aku berbahagia)]

Suatu hari nanti, ketika semua telah menjadi masa lalu, Aku tak ingin ada di antara mereka, yang berpeluh darah dan berkeluh kesa, andai di masa lalu mereka adalah tanah saja.

[(Duhai! Harta yang dahulu kukumpulkan sepenuh raga, ilmu yang kukejar setinggi langit, kini hanyalah masa lalu yang tak berarti. Mengapa dulu tak kubuat menjadi amal jariah yang dapat menyelamatkanku kini?)-

(Duhai! Nestapa, kecewa, dan luka yang dulu kujalani, ternyata hanya sekejap saja dibanding sengsara yang harus kuarungi kini. Mengapa aku dulu tak sanggup bersabar meski hanya sedikit jua?)]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar