26 Des 2010

Materi Pertolongan Pertama

adik adik dalam link dibawah ini bisa adik2 download materi pertolongan pertama silahkan klik tulisanya dan ikuti petunjuk selanjutnya
Buku Panduan Pertolongan Pertama PMR Mula
Buku Panduan Pertolongan Pertama PMR Madya
Buku Panduan Pertolongan Pertama PMR Wira
buat kaka kaka pelatih panduanya belum saya buat so sabar yua

[+/-] Selengkapnya...

25 Des 2010

Materi Gerakan Palang Merah Dan Bulan sabit Merah Internasional

Bagi anda seorang fasilitator PMR dibawah ini anda dapat mendownload panduan fasilitator materi gerakan palang merah dan bulan sabit merah internasional untuk anggota PMR mula /SD, PMR Madya/ SMP, PMR Wira /SMA
Panduan Fasilitator materi gerakan PMR lengkap

[+/-] Selengkapnya...

Panduan untuk membentuk kelompok PMR disekolah

Banyak sekali saya temukan sekolah sekolah yang menemukan hambatan untuk membentuk kelompok PMR disekolah untuk itu saya akan memberikan prosedur untuk mendirikan kelompok PMR disekolah anda

pertama sepakati kepada pihak sekolah untuk membentuk sebuah kelompok PMR disekolah anda
kemudian rekrut siswa/i sekolah anda untuk bergabung di PMR sekolah anda dan bentuk kepengurusanya
agar anda mengetahhui bagaimana struktur yang digunakan pada kelompok disekolah serta fungsi-fungsinya silahkan anda klik dibawah ini
Struktur PMR

untuk membuat legalitas PMR disekolah anda, anda harus membuat Surat Keputusan(SK) PMR melalui PMI cabang di kota anda,caranya anda harus membuat surat kepada PMI, untuk contoh surat permohonan anda bisa mendownload link dibawah ini
Contoh surat pembentukan PMR
jangan lupa surat permohonan ini harus dilampirkan juga susunan kepengurusan PMR disekolah anda

untuk Kurikulum PMR yang anda gunakan saat membina PMR disekolah anda ,anda bisa klik dibawah ini untu mendownload filenya
Kurikulum Pembina PMR
jangan lupa untuk banyak konsultasi pada staff diklat di PMI atau meminta tenaga pelatih dari anggota KSR

[+/-] Selengkapnya...

Syarat Kecakapan

berikut syarat syarat yang harus diberlakukan kepada anggota PMR menurut bidang keterampilan, silahkan downlod di bawah ini
Syarat Kecakapan

[+/-] Selengkapnya...

Materi Pembina

Buku saku untuk pembina PMR saya rasa cukup penting untuk sebuah bahan acuan untuk pembina PMR disekolah silahkan klik dibawah ini
Buku Saku Pembina PMR

[+/-] Selengkapnya...

17 Des 2010

Pedoman seragam pmi

Belakangan ini kita sedang berusaha mengesahkan Rencana Undang Undang lambang, untuk menjaga organisasi kita oleh peniruan peniruang yang tidak bertanggung jawab,oleh karna itu lambang yang kita kenakan pada anggota PMR harus sesuai dengan aturan
berikut aturan seragam untuk PMR:
Kemeja putih dengan dua kantong di depan lengan panjang atau lengan pendek dengan atribut pmr yakni logo pmi besar dan tulisan palang merah remaja(warna tergantung tingkatan mula=hijau,madya=biru,wira=kuning)kemudian pada lengan kiri adalah logo kota/kabupaten/ sekolah yang bersangkutan dan tulisan kota/kabupaten / sekolah yang bersangkutan (dalam hal ini saya sarankan untuk menggunakan lambang kota / kabupaten agar saat berada dalam kegiatan cabang semua pmr seragam, apabila ingin menunjukan identitas sekolah cukup menggunakan PDL/ Pakaian dinas lapangan)
Celana dan topi baik mula/ madya/ wira menggunakan warna biru dongker dan bertuliskan dan berlogokan PMI (bukan PMR)dalam hal ini menggunakan celana 6 kantong seperti satpam
untuk warna syal yang digunakan mengikuti warna tingkatan dengan tulisan dan logo PMI
agar lebih mendapatkan gambaran silahkan nada klik link dibawah ini untuk mendapatkan filenya
pedoman seragam revisi baru
dibawah ini adalah ketentuan yang lama tapi sepertinya sayang untuk tidak saya share kepada pembaca
Pedoman Seragam PMI

[+/-] Selengkapnya...

4 Des 2010

Manajemen PMR bab 1

A. Latar Belakang

1. Tujuan Palang Merah Indonesia adalah meringankan penderitaan sesama manusia apapun sebabnya tanpa membedakan golongan, bangsa, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama ataupun kepercayaan baik di waktu damai maupun diwaktu konflik/perang.
2. Untuk mencapai tujuan tersebut PMI mengembangkan berbagai kegiatan antara lain Penanggulangan Bencana, Pelayanan Sosial dan Pelayanan Kesehatan, Transfusi darah, Pengembangan Organisasi, dsb.
3. PMI menyadari bahwa pada hakekatnya anggota PMR mrupakan Relawan masa depan yang merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan – kegiatan kemanusiaan dalam bidang kesehatan dan siaga bencana, mempromosikan Prinsip – Prinsip Dasar Gerakan PM/BSM Internasional, serta pengembangan organisasi.
4. PMI berkewajiban untuk membangun dan mengembangkan karakter Kepalangmerahan untuk melaksanakan tugas – tugas kepalangmerahan melalui penerapan Tri Bakti PMR.
5. PMI berkewajiban untuk menumbuhkembangkan mereka menjadi Relawan masa depan dikemudian hari, dengan membinanya secara terus menerus dan berkelanjutan.
6. Agar Anggota PMR PMI dapat menjalankan tugas dan fungsinya dalam membantu PMI, maka perlu diterbitkan pedoman PMR PMI.

B. Tujuan

1. Pedoman ini diterbitkan dengan maksud untuk menetapkan dasar dan pengertian Palang Merah Remaja.
2. Pedoman ini diharapkan dapat memberikan kesamaan pengertian dan langkah dalam membina dan mengembangkan Palang Merah Remaja.

C. Dasar

1. AD & ART Perhimpunan PMI hasil Munas XVIII tahun 2004
2. Rencana Strategis PMI tahun 2004 – 2009.
3. Kebijakan PMI tentang Palang Merah Remaja
4. Perjanjian kerjasama PMI dengan Depdiknas RI tanggal 24 Mei 1995 No. 0118/U/95 dan nomor 0090-Kep/PP/V/95.
5. Perjanjian Kerjasama PMI dengan Depag RI tanggal 26 September 95 nomor 459 tahun 95 dan nomor 0185-Kep/PP/IX/95.
6. Perjanjian Kerjasama Mendagri – PP PMI Nomor 168 / 3129/ SJ dan 04184.Kep/PP/IX/95 tanggal 26 September 95.
7. Kesepakatan Bersama Mendiknas RI dan Ketua Umum PMI nomor 01/III/KB/2003 dan nomor 0753/SDM/III/2003.
8. Untuk Di-review
D. Pengertian

1. Palang Merah Remaja
Palang Merah Remaja (PMR) adalah wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja PMI, yang selanjutnya disebut Anggota PMR. Terdapat di PMI Cabang diseluruh Indonesia, dengan anggota lebih dari 1 juta orang, anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dan siaga bencana, mempromosikan 7 Prinsip PM/BSM Internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI.

2. Pedoman Manajemen PMR

Adalah Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Palang Merah Remaja kepada jajaran SDM PMI, Pengurus, Staf, Relawan, Pembina, anggota PMR, maupun masyarakat umum yang terlibat dalam pembinaan PMR.

3. Pembina PMR
Adalah Pelaksanan Pembinaan dan Pengembangan Palang Merah Remaja di sekolah, ditunjuk oleh Kepala Sekolah, diberikan Orientasi Kepalangmerahan dan Pelatihan yang dibutuhkan oleh PMI Cabang, dan bertanggung jawab kepada Sekolah dan PMI Cabang.

[+/-] Selengkapnya...

Sejarah gerakan Palang Merah dan bulan sabit merah internasional

A. Sejarah Gerakan

Perang Solferino
Pada tanggal 24 Juni 1859 di Solferino, sebuah kota kecil yang terletak di daratan rendah Propinsi Lambordi, sebelah utara Italia, berlangsung pertempuran sengit antara prajurit Perancis dan Austria. Pertempuran yang berlangsung sekitar 16 jam dan melibatkan 320.000 orang prajurit itu, menelan puluhan ribu korban tewas dan luka-luka. Sekitar 40 ribu orang meninggal dalam pertempuran.

Banyaknya prajurit yang menjadi korban, dimana pertempuran berlangsung antar kelompok yang saling berhadapan, memang merupakan karakteristik perang yang berlangsung pada jaman itu. Tak ubahnya seperti pembantaian massal yang menghabisi ribuan orang pada satu waktu. Terlebih lagi, komandan militer tidak memperhatikan kepentingan orang yang terluka untuk mendapatkan pertolongan dan perawatan. Mereka hanya dianggap sebagai ‘makanan meriam’. Ribuan mayat tumpang tindih dengan mereka yang terluka tanpa pertolongan. Jumlah ahli bedah pun sangat tidak mencukupi. Saat itu, hanya ada empat orang dokter hewan yang merawat seribu kuda serta seorang dokter untuk seribu orang. Pertempuran tersebut pada akhirnya dimenangkan oleh Perancis.

Akibat perang dengan pemandangannya yang sangat mengerikan itu, menggugah Henry Dunant, seorang pengusaha berkebangsaan Swiss (1828 – 1910) yang kebetulan lewat dalam perjalanannya untuk menemui Kaisar Napoleon III guna keperluan bisnis. Namun menyaksikan pemandangan yang sangat mengerikan akibat pertempuran, membuat kesedihannya muncul dan terlupa akan tujuannya bertemu dengan kaisar. Dia mengumpulkan orang-orang dari desa-desa sekitarnya dan tinggal di sana selama tiga hari untuk sungguh-sungguh menghabiskan waktunya guna merawat orang yang terluka.

Ribuan orang yang terluka tanpa perawatan dan dibiarkan mati di tempat karena pelayanan medis yang tidak mencukupi jumlahnya dan tidak memadai dalam tugas/keterampilan, membuatnya sangat tergugah. Kata-kata bijaknya yang diungkapkan saat itu, Siamo tutti fratelli (Kita semua saudara), membuka hati para sukarelawan untuk melayani kawan maupun lawan tanpa membedakannya.

Komite Internasional
Sekembalinya Dunant ke Swiss, membuatnya terus dihantui oleh mimpi buruk yang disaksikannya di Solferino. Untuk menghilangkan bayangan buruk dalam pikirannya dan untuk menarik perhatian dunia akan kenyataan kejamnya perang, ditulisnya sebuah buku dan diterbitkannya dengan biaya sendiri pada bulan November 1862. Buku itu diberi judul “Kenangan dari Solferino” (Un Souvenir De Solferino).



Buku itu mengandung dua gagasan penting yaitu:
> Perlunya mendirikan perhimpunan bantuan di setiap negara yang terdiri dari sukarelawan untuk merawat orang yang terluka pada waktu perang.
> Perlunya kesepakatan internasional guna melindungi prajurit yang terluka dalam medan perang dan orang-orang yang merawatnya serta memberikan status netral kepada mereka.

Selanjutnya Dunant mengirimkan buku itu kepada keluarga-keluarga terkemuka di Eropa dan juga para pemimpin militer, politikus, dermawan dan teman-temannya. Usaha itu segera membuahkan hasil yang tidak terduga. Dunant diundang kemana-mana dan dipuji dimana-mana. Banyak orang yang tertarik dengan ide Henry Dunant, termasuk Gustave Moynier, seorang pengacara dan juga ketua dari The Geneva Public Welfare Society (GPWS). Moynier pun mengajak Henry Dunant untuk mengemukakan idenya dalam pertemuan GPWS yang berlangsung pada 9 Februari 1863 di Jenewa. ternyata, 160 dari 180 orang anggota GPWS mendukung ide Dunant. Pada saat itu juga ditunjuklah empat orang anggota GPWS dan dibentuklah KOMITE LIMA untuk memperjuangkan terwujudnya ide Henry Dunant. Mereka adalah :
1. Gustave Moynier
2. dr. Louis Appia
3. dr. Theodore Maunoir
4. Jenderal Guillame-Hendri Dufour

Adapun Henry Dunant, walaupun bukan anggota GPWS, namun dalam komite tersebut ditunjuk menjadi sekretaris. Pada tanggal 17 Februari 1863, Komite Lima berganti nama menjadi Komite Tetap Internasional untuk Pertolongan Prajurit yang Terluka sekaligus mengangkat ketua baru yaitu Jenderal Guillame – Henri Dufour.

Pada bulan Oktober 1863, Komite Tetap Internasional untuk Pertolongan Prajurit yang Terluka, atas bantuan Pemerintah Swiss, berhasil melangsungkan Konferensi Internasional pertama di Jenewa yang dihadiri perwakilan dari 16 negara (Austria, Baden, Beierem, Belanda, Heseen-Darmstadt, Inggris, Italia, Norwegia, Prusia, Perancis, Spanyol, Saksen, Swedia, Swiss, Hannover dan Hutenberg). Beberapa Negara tersebut saat ini sudah menjadi Negara bagian dari Jerman.

Adapun hasil dari konferensi tersebut, adalah disepakatinya satu konvensi yang terdiri dari sepuluh pasal, beberapa diantaranya merupakan pasal krusial yaitu digantinya nama Komite Tetap Internasional untuk Menolong Prajurit yang Terluka menjadi KOMITE INTERNASIONAL PALANG MERAH atau ICRC (International Committeee of the Red Cross) dan ditetapkannya tanda khusus bagi sukarelawan yang memberi pertolongan prajurit yang luka di medan pertempuran yaitu Palang Merah diatas dasar putih.

Pada akhir konferensi internasional 1863, gagasan pertama Dunant – untuk membentuk perhimpunan para sukarelawan di setiap negara pun menjadi kenyataan. Beberapa perhimpunan serupa dibentuk beberapa bulan kemudian setelah berlangsungnya konferensi internasional di Wurttemburg, Grand Duchy of Oldenburg, Belgia dan Prusia. Perhimpunan lain pun segera berdiri seperti di Denmark, Perancis, Italy, Mecklenburgh-schwerin, Spain, Hamburg dan Hesse. Pada waktu itu mereka disebut sebagai Komite Nasional atau Perhimpunan Pertolongan.

Selanjutnya, dengan dukungan pemerintah Swiss kembali, diadakanlah Konferensi Diplomatik yang dilaksanakan di Jenewa pada tanggal 8 sampai 28 Augustus 1864. 16 negara dan empat institusi donor mengirimkan wakilnya. Sebagai bahan diskusi, sebuah rancangan konvensi disiapkan oleh Komite Internasional. Rancangan tersebut dinamakan “Konvensi Jenewa untuk memperbaiki kondisi tentara yang terluka di medan perang” dan disetujui pada tanggal 22 Agustus 1864. Lahirlah HPI modern. Konvensi itu mewujudkan ide Dunant yang kedua, yaitu untuk memperbaiki situasi prajurit yang terluka pada saat peperangan dan membuat negara-negara memberikan status netral pada prajurit yang terluka dan orang-orang yang merawatnya yaitu personil kesehatan.

[+/-] Selengkapnya...